Kita berada di bangsa yang sangat kaya akan keberagaman, sesuai dengan semboyan bangsa kita “Bhineka Tunggal Ika”, yang artinya berbeda-beda tetapi satu. Hal ini menunjukan bahwa bangsa kita memiliki keragaman baik itu keragaman hayati maupun keragaman budaya. Indonesia memang memiliki begitu banyak keanekaragaman atau bisa dibilang memiliki banyak ketidaksamaan, tetapi ketidaksamaan ini muncul banyak keanekaragaman yang dapat membuat rasa untuk menghargai perbedaan orang lain dan sifat toleransi yang tinggi. Kita memang berbeda, tetapi bukan berarti kita tidak layak untuk mendapatkan perlakuan yang setara dan adil. Kita semua itu layak untuk mendapatkannya dan itu adalah hak kita untuk mendapatkannya.
Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik dapat menganalisis perbedaan dan kesetaraan di masyarakat
2. Peserta didik dapat mengidentifikasi perbedaan di masyarakat baik secara horizontal maupun vertikal
3. Peserta didik mampu memahami dan menghargai keragaman yang terdapat pada masyarakat
4. Peserta didik mampu membuat solusi dalam menghadapi masalah keragaman
A. PERBEDAAN
Kehidupan sosial yang damai dan harmonis adalah keinginan hampir seluruh rakyat. Kebanyakan dari kita menginginkan kehidupan sosial yang damai dan harmonis agar tidak menimbulkan perpecahan karena adanya perbedaan di Indonesia. Perbedaan sosial adalah pembedaan penduduk atau warga masyarakat ke dalam golongan atau kelompok baik secara horizontal maupun vertikal. Dalam perbedaan secara horizontal disebut Diferensiasi sosial, sedangkan secara vertikal disebut Stratifikasi sosial
1. Diferensiasi Sosial
Dalam struktur sosial keanekaragaman masyarakat ada yang bersifat horizontal disebut diferensiasi sosial. Diferensiasi sosial berasal dari bahasa Inggris yaitu difference, yang berarti perbedaan. Sehingga dapat disimpulkan, diferensiasi sosial adalah pembedaan masyarakat ke dalam kelompok-kelompok yang sifatnya sama, sejenis, dan tidak ada kelompok yang lebih tinggi derajat sosialnya. Diferensiasi merupakan wujud keberagaman yang dimiliki suatu bangsa. Contohnya saja Indonesia, ada banyak keragaman yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dan bisa menjadi potensi dalam pembangunan baik dari suku, adat-istiadat, bahasa, budaya, agama, dan lain sebagainya.
Ciri-ciri diferensiasi sosial, yaitu :
1. Ciri fisik
2. Ciri Sosial
3. Ciri Budaya
Bentuk-bentuk diferensiasi sosial, yaitu :
1. Diferensiasi Ras
2. Diferensiasi Suku Bangsa
3. Diferensiasi Klan
4. Diferensiasi Agama
5. Diferensiasi Jenis Kelamin dan Gender
6. Diferensiasi Profesi
7. Diferensiasi Partai Politik
2. Stratifikasi Sosial
Stratifikasi terdiri dari kata dasar ‘strata’ yang diartikan sebagai ‘tingkatan’. Secara konsep, stratifikasi sosial merupakan pembedaan anggota masyarakat secara vertikal atau hirarkis. Setiap anggota masyarakat memiliki kedudukan tertentu, misalnya guru, pemimpin perusahaan, pegawai negeri, dan tokoh masyarakat. Setiap kedudukan tersebut tentu saja dibebani dengan hak dan kewajiban. Hal tersebut mengakibatkan adanya perbedaan sosial berupa perbedaan tingkatan sosial. Dengan kata lain, perbedaan kedudukan menimbulkan stratifikasi sosial atau pelapisan sosial. Perwujudan dari adanya stratifikasi sosial adalah adanya perbedaan tingkatan kelas dari yang tertinggi sampai terendah.
Dasar pembentukan stratifikasi sosial, yaitu :
1. Ukuran kekayaan
2. Ukuran keturunan
3. Ukuran kekuasaan
4. Ukuran ilmu pengetahuan
Bentuk-bentuk stratifikasi sosial, yaitu :
Stratifikasi sosial dilihat dari segi proses, ada :
a. Terjadi secara otomatis, seperti jenis kelamin, faktor keturunan, dan senioritas
b. Sengaja dibentuk untuk tujuan bersama, seperti susunan dalam organisasi
Stratifikasi sosial dilihat dari segi sifat, ada :
a. Stratifikasi Tertutup
Dalam sistem stratifikasi sosial tertutup membatasi kemungkinan berpindahnya seseorang dari lapisan satu ke lapisan sosial lainnya.
Contohnya : Sistem kasta
stratifikasi-sosial-tertutup-jpg-5fb60df6c6f0ba52cf0df842.jpg
b. Stratifikasi Terbuka
Dalam sistem stratifikasi sosial terbuka memungkinkan seseorang untuk berpindah lapisan sosial
Contohnya : Dokter, Guru
stratifikasi-terbuka-5fb60de1c6f0ba53170338b2.png
c. Stratifikasi Campuran
Dalam Stratifikasi campuran diartikan sebagai sistem stratifikasi yang membatasi kemungkinan berpindah strata pada bidang tertentu, tetapi membiarkan untuk melakukan perpindahan lapisan pada bidang lain.
Contohnya : Seorang yang berasal dari kasta brahmana, ketika ia pindah ke Jakarta status brahmananya akan menghilang atau tidak diakui.
stratifikasi-campuran-5fb60ebec6f0ba7bd4687fc2.png
Stratifikasi sosial dilihat dari segi pelapisan sosial:
a. Tipe Kasta
b. Tipe Oligarkhis
c.Tipe Demokratis
B. KESETARAAN
Kesetaraan menunjukkan adanya tingkatan yang sama, kedudukan yang sama dan tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah antara satu sama lain. Bagi manusia bermakna bahwa manusia sebagai mahkluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki tingkatan dan kedudukan yanhg sama, terlebih di mata Tuhan. Tingkatan atau kedudukan seorang manusia sebenarnya bersumber dari pandangan bahwa semua manusia diciptakan dengan kedudukan yang sama tanpa adanya perbedaan. Serta manusia merupakan mahkluk mulia dan tinggi derajatnya bila dibandingakan dengan mahkluk lain ciptaan Tuhan. Prinsip kesetaraan sangat tak menginginkan adanya perlakuan yang diskriminatif. Perlakuan diskriminatif hanya akan menciptakan perpecahan bukan keharmonisan dalam kehidupan sosial. Prinsip kesetaraan yaitu :
Dalam hal kewajiban, tidak ada yang boleh diperlakukan berbeda.
Dalam hal hak, seseorang mempunyai hak yang sama dalam hal apapun
C. HARMONI SOSIAL
Harmoni sosial adalah kondisi dimana individu hidup sejalan dan serasi dengan tujuan masyarakatnya. Masing-masing anggota masyarakat dapat menjalani hidup secara baik sesuai kodrat dan posisi sosialnya. Dalam harmoni sosial, kita dapat menemukan dialog, toleransi, konsistensi dalam pembangunan, yang didasarkan pada pluralisme, keberagaman, kompetisi dan kreativitas. Harmoni sosial juga terjadi dalam masyarakat yang ditandai dengan solidaritas. Secara etimologi, solidaritas adalah kekompakan atau kesetiakawanan. Kata solidaritas menggambarkan keadaan hubungan antara individu dan atau kelompok yang berdasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama dan yang diperkuat oleh pengalaman emosional bersama.