Tidak terasa hampir dua tahun kita hidup dalam kungkungan wabah covid-19 yang telah menelan banyak korban. Mulai dari kelas atas sampai kelas bawah banyak yang terpapar dan terpaksa harus berpisah dari orang-orang yang dicintainya. Pandemi covid-19 menimbulkan dampak yang luar biasa terhadap semua sektor kehidupan baik ekonomi, politik, budaya dan sektor-setor lain yang sangat berpengaruh bagi keberlangsungan kehidupan manusia.
Salah satu sektor yang
sangat terasa perubahannya dan
menimbulkan polemik yang luar biasa adalah sektor pendidikan yang mengalami
perubahan secara drastis dan dampaknya dirasakan banyak pihak. Sejak
dikeluarkannya SE nomor 36962/MPK.A/HK/2020 tanggal 17 Maret 2020 tentang
pembelajaran secara daring dan bekerja dari rumah dalam rangka pencegahan
penyebaran corona virus Disease (COVID-19) menjadikan sistem semua lembaga
pendidikan menjadi berubah dan mau tidak mau harus melakukan perubahan dengan
berbagai macam cara sesuai dengan kemampuan masing-masing lembaga. Selama
pandemi sekolah diliburkan tetapi pembelajaran harus tetap berlangsung agar
peserta didik tidak kehilangan hak dalam hal mendapatkan ilmu pengetahuan dari
pendidik. Peran guru tidak dapat digantikan oleh kecanggihan teknologi, karena
pendidikan bukan hanya masalah transfer pengetahuan tetapi merupakan suatu
proses untuk membentuk karakter siswa yang harus dalam pantauan.
Adanya kebijakan
pemerintah tersebut bahwa proses pembelajaran harus dilakukan secara daring
(dalam jaringan) saat itulah peran guru dan siswa ditantang. Seorang guru
selain sebagai sumber belajar siswa, sosok yang dihormati dan menjadi tauladan
bagi siswa juga merupakan fasilitator mentransferkan ilmu pengetahuan dituntut memberikan yang terbaik
pada siswa baik secara keilmuan maupun pembentukan karakter peserta didik.
Dengan tidak bisa bertatap muka dengan siswa menjadi kendala bagi guru untuk
mentransferkan ilmunya dan proses membentuk karakter siswa. Kondisi di lapangan
masih banyak guru yang kurang memiliki ketrampilan dalam mengikuti perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi sehingga masih banyak guru yang belum bisa
maksimal melaksanakan perannya.
Seiring dengan kondisi
yang tidak dapat ditoleransi ini maka guru dituntut mau dan harus belajar
berbagai macam aplikasi atau media elektronika yang dapat mendukung kegiatan
pembelajaran dengan baik serta melaksanakan amanah untuk mencerdaskan anak bangsa.
Saat inilah peran guru dituntut lebih
besar dalam menjalankan amanahnya. Apakah mereka mau berusaha belajar lebih
keras untuk mengikuti perkembangan zaman agar bisa memberikan yang terbaik pada
siswa atau mengajar dengan alakadarnya dan berdiam diri tanpa memperhatikan
kepentingan dan masa depan siswa serta perkembangan dunia yang semakin cepat.
Selain masalah tugas
keseharian mengajar yang terhalang ini para guru masih banyak yang dihadapkan
kondisi kesejahteraan yang belum layak. Di sinilah IGI (Ikatan Guru Indonesia) hadir melalui
berbagai macam kegiatan salah satunya
SAGUSABLOG (Satu Guru Satu Blog) yang sangat bermanfaat bagi guru. Selain sebagai media mengajar dimana
di dalamnya dapat memuat artikel, materi dalam berbagai bentuk tulisan maupun
video serta kemudahan aksesnya dapat memudahkan para siswa untuk belajar. Selain
untuk pendidikan blog juga dapat dijadikan sarana berbisnis bagi para guru
untuk meningkatkan kesejahteraan mereka dengan memberikan penawaran barang/jasa
melalui blog mereka.
Model pelatihan yang yang
dilaksanakan sangat mudah diakses dan dimanapun dan kapanpun tidak terikat
ruang dan waktu. Keberhasilan para guru dalam mengikuti pelatihan sagusablog
tergantung kemauan, kerja keras dan semangat memperbaiki diri untuk membrikan
yang terbaik. Demikian sekilas tulisan saya semoga bermanfaat. Salam semangat
!!!
0 comments:
Posting Komentar