Ketimpangan sosial merupakan sebuah kondisi yang ada di tengah masyarakat yang menunjukkan adanya ketidakseimbangan akibat adanya perbedaan aspek-aspek yang ada di masyarakat, baik dari segi ekonomi, sosial, maupun budaya. Ketimpangan sosial dapat juga dilihat dari adanya perbedaan akses untuk mendapatkan atau memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Sumber daya tersebut adalah dapat berupa kebutuhan primer maupun sekunder.
Ketimpangan sosial dapat terjadi karena dua faktor yaitu dari dalam(internal) individu dan dari luar(eksternal). Kedua Faktor ini menyebabkan masyarakat tidak dapat menikmati hasil pembangunan, hasil alam yang tersedia, tidak dapat mengakses fasilitas informasi dan komunikasi dikarenakan struktur sosial yang menghalangi mereka.
1. Faktor dari dalam (internal) yang dapat menghambat masyarakat untuk mendapatakan kehidupan yang layak dapa berupa rendahnya kualitas SDM yang disebabakan tingkat pendidikan yang rendah, fasilitas kesehatan yang kurang, ketrampilan hidup (livestyle) yang kurang sehingga mereka tidak dapat bergerak bebas mencari pengalaman karena terbatasnya kemampuan.
2. Faktor dari luar (eksternal) yang dapat menghambat masyarakat untuk mendapatakan kehidupan yang layak dapa berupa sistem birokrasi pemerintahan yang tidak dapat dijangkau oleh masyarakat, tekanan dari luar yaitu lingkungan sekitarnya yang tidak mendukungnya untuk berkembang. sehingga dengan kondisi seperti itu masyarakat golongan kelas bawah tidak bisa berbuat banyak untuk meningkatkan kualitas hidupnya menjadi lebih baik.
Ketimpangan sosial yang terjadi antara desa dan kota ternyata disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah kondisi geografi dan tipologi desa yang kurang menguntungkan. Hal ini menyebabkan mata pencaharian masyarakat desa tidak memiliki banyak alternatif (pilihan) seperti di perkotaan. Misalnya, masyarakat desa yang tinggal di wilayah sekitaran pegunungan, mereka akan bekerja sebagai petani atau pedagang. Alasannya karena hanya dari kebun atau sawah lah mereka bisa mendapatkan sesuatu untuk dimakan dan dijual.
Terdapat lima macam bentuk ketimpangan sosial yang terjadi di masyarakat, di antaranya sebagai berikut.
1. Ketimpangan antara desa dan kota
Mayoritas mata pencaharian masyarakat desa adalah bertani. (sumber: fin.co.id)
Masyarakat yang tinggal di kota-kota besar akan lebih mudah mendapatkan akses pendidikan yang bagus. Sebaliknya, masyarakat yang tinggal di daerah dengan infrastruktur dan jaringan komunikasi yang masih sangat terbatas pasti akan sulit untuk mendapatkannya. Tentunya, kesenjangan ini akan mempengaruhi kualitas diri mereka masing-masing.
Anak-anak yang tinggal di wilayah pedalaman masih sangat sulit mendapat akses pendidikan. (sumber: kesekolah.com)
3. Ketimpangan ekonomi antar golongan di masyarakat
Ketidakmerataan pembangunan antardaerah menyebabkan beberapa masyarakat masih sangat sulit untuk mendapatkan pelayanan dasar, seperti pendidikan, kesehatan, air bersih, dan sanitasi. Nah, seperti yang sudah dijelaskan di poin sebelumnya, pendidikan mempengaruhi kualitas diri seseorang, baik dari segi wawasan maupun keterampilan. Masyarakat yang kurang terampil akan terjebak pada pekerjaan yang upahnya rendah. Akibatnya, mereka tidak bisa memperoleh hidup yang layak.
Gelandangan dan pengemis muncul karena rendahnya pendidikan dan keterampilan pada diri seseorang. (sumber: idnews.co.id)
4. Ketimpangan penyebaran aset di kalangan swasta
Tentunya, ketimpangan penyebaran aset ini akan menyebabkan usaha-usaha kecil dan menengah sulit untuk berkembang. Bahkan, tidak sedikit dari usaha-usaha tersebut yang harus bangkrut karena minimnya aset dan tidak adanya modal.
Banyak usaha kecil yang gulung tikar karena tidak ada modal dan aset. (sumber: nasional.repbulika.co.id)
5. Ketimpangan antar wilayah dan sub wilayah dengan konsentrasi ekonomi yang berpusat pada wilayah perkotaan
Selain itu, pernahkah kamu memperhatikan juga, umumnya di daerah perkotaan pasti banyak dibangun gedung-gedung yang dapat menunjang pertumbuhan ekonomi wilayahnya. Sebaliknya, di daerah terpencil, sekolah dan rumah sakit pun masih sangat jarang ditemui. Nah, perbedaan-perbedaan ini merupakan contoh dari ketimpangan antar wilayah dan subwilayah sebagai akibat dari pembangunan ekonomi antar wilayah yang tidak merata.
Gedung-gedung tinggi yang hanya bisa dijumpai di kota-kota besar. (sumber: id.wikipedia.org)
sumber:
http://blog.unnes.ac.id/
0 comments:
Posting Komentar